Saturday, September 12, 2015

Prince Hilmi Milih BLW untuk Metode MPASI

Setelah kurang lebih sebulan maraton baca materi MPASI, mencari lebih banyak informasi disetiap metode dan aliran MPASI, indonya Hilmi akhirnya memutuskan untuk memilih metode BLW untuk metode MPASI Hilmi.

BLW atau disingkat Baby-Led Weaning merupakan metode dimana bayi dituntun untuk makan sendiri dimulai dari usia makannya (minimal usia 6 bulan atau 180 hari), dan karena bayi makan sendiri jadi penyajian makanannya bukan bentuk bubur atau puree tapi berupa potongan buah/sayur atau finger food yaitu makanan yang bisa dipegang oleh bayi.

Tertarik banget sih mau liat Hilmi seantusias apa masukin makanan dimulutnya, apakah di hari pertama berhasil? atau hanya jadi mainan? Tapi dari membaca segala informasi tersebut, saya merasa nyaman menggunakan metode ini.

Metode MPASI dibagi 2 metode, yaitu spoonfeeding (bayi disuapi) dan BLW. Nah spoonfeeding ini mengenalkan bayi terhadap makanan dimulai dari tekstur yang mendekati ASI dan perlahan dinaikkan tingkatnya hingga mampu mencerna table food. Beda dengan BLW dimana sang bayi yang baru mulai belajar makan langsung dituntun untuk belajar makan sendiri dengan makanan2 yang sama dengan table food (makanan yang dimakan orang rumah) paling yang membedakan untuk makanan si bayi tanpa gula dan garam hingga berumur 1 tahun kelak.

Pada dasarnya mau pakai metode apapun panduan MPASI yang paling dasar adalah : Bayi sudah siap makan, dan menurut panduan WHO, pencernaan bayi sudah mencapai kesempurnaan untuk mengolah makanan selain ASI diusia 6 bulan atau 180 hari. Selain itu dengan tidak mengenalkan gula dan garam sebelum berusia 1 tahun demi kesehatan ginjalnya.

Dari hasil baca-baca informasi tentang BLW akhirnya saya memilih ini dengan pertimbangan, metode BLW ini meminimalkan anak untuk menjadi Picky Eater! dari Hilmi lahir, neneknya (mertua saya) sudah sering mengulang-ngulang betapa ambenya Hilmi itu picky eater kelas berat ketika kecil dulu, kata mertua masuk 3 suap itu udah syukur banget, itupun pake dikejar-kejar. Nahh ada juga omnya Hilmi (Sepupunya ambenya) yang 'mewarisi' bakat picky eater si kakak sepupunya ini. Jadi terus terang besar sekali kekhawatiran saya Hilmi nanti juga ikut 'mewarisi' bakat kebiasaan jelek tersebut.

Ntahlah yaa bagaimana saya dulu waktu kecil, lupa apakah ibu pernah cerita bahwa saya sang picky eater atau bukan, tapi adek-adek sepupu saya yang lahirnya ketika saya sudah besar dan otomatis saya turut serta dalam proses memberi mereka makan, tidak pernah nemu sepupu saya yang picky eater, semua makannya lahap, dan lagiiii lebih mandiri, karena penjaganya (saya) adalah perempuan pemalas , jadi saya lebih sering membiarkan mereka makan sendiri ketika mereka sudah mahir memegang sendok (sekitar usia 9-10 bulan), ga ada acara suap-suapan lagi, walaupun memang lebih berantakan, tapi mending ngerapiin sisa pertempuran mereka dibanding harus suap-suapan, belum lagi kalau makanan pakai di emuttt, duhhh malesss deh.

Nah berdasarkan dari kebiasaan saya ketika ngurusin adek sepupu saya yang sering dititipin dirumah nenek (dimana saya numpang) karena ibunya adalah working mom dan saya waktu itu adalah pengangguran (duh penting ga sih ngejelasin sedetail ini?:D) nahh Hilmi juga saya mau ajarin mandiri sejak awal, cuma baru ngeh kalau ternyata metode ini bernama BLW dan ternyata lagi bisa dimulai dari 6bulan!

Metode ini sebenarnya bukan metode baru, tapi kebanyakan orang, belum bisa menerima metode ini, apalagi jika hanya melihat, tidak mempelajari apa itu BLW, otomatis sih akan timbul kesan negatif diawal, saya udah nyiapin mental jauh2 hari jika nanti saya ditentang karena menggunakan metode ini, saya udah siapin amunisi jawaban jika dicecar dengan banyak pertanyaan, intinya sih saya siap!

Tapi untuk meminimalkan 'serangan', apalagi saya malas stress dengan proses pemberian makan ini, khan ga asyik banget pas lagi fun2nya melihat Hilmi mengeksplorasi makanannya tiba2 dapat protes dengan kata-kata yang tidak menyenangkan, beberapa hari ketika saya memutuskan akan menggunakan metode ini saya sudah mulai sounding ke orang rumah (saya masih numpang sama mertua dan ipar saya banyak :D) bahwa nanti jika saatnya makan Hilmi makan sendiri, sambil sering ngomong ke Hilmi juga, nanti makannya sendiri yaa nak, dipegang sendiri makanannya dll.

Seminggu sebelum saatnya MPASI pertama, tuan suami juga sudah download beberapa video di youtube bayi2 yang lagi BLWan, dan untungnya beberapa bulan yang lalu sempat ada liputannya tuh di NetTV tentang metode ini, jadi sama suami didownload juga beritanya, dan dengan sengaja diputar aja di laptop pas lagi ngumpul2, paling tidak orang rumah paham bahwa ada metode ini dan sudah banyak yang menggunakannya.

Kalau menurut saya MPASI itu adalah aktivitas yang seharusnya fun, dalam arti ibu dan bayinya merasa nyaman dengan proses ini, jadi mau pakai metode apapun selagi keduanya nyaman, hasilnya pun akan maksimal, jadi jika ditengah jalan saya belok arah jadi metode spoonfeeding itu bukan karena saya tidak konsisten :D tapi bisa jadi selama proses ini ada diantara kami berdua yang mulai nda nyaman, tapi semoga sih konsisten yaaaaaaaaaaaa, yaaa cheating methode 1-2 kali mungkin boleh (hahaha!)

Tapi diliat aja nanti, belum mau membeberkan Hilmi Diarys tentang MPASI hari pertama, dikumpulin dulu diarynya hingga 1 minggu nanti baru setor laporan lagi bagaimana perkembangannya.

Doain Hilmi tidak disinggahi virus GTM yaa selama proses ini, dan semoga ketika nanti Hilmi lulus MPASI, Hilmi sudah lebih pintar makan sendiri, dan keahlian2 yang menjadi kelebihan BLW semakin meningkat. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Thx udah Comment Yaks.. ^_^ sering mampir n comment di KaMaR uNieQ Lho.. ^^