Sunday, August 16, 2015

Clodi Prince Hilmi

Melewati masa newborn, saya mutusin untuk makein clodi ke prince Hilmi disamping pakai pospak (popok sekali pakai), alasannya biar lebih hemat. Apalagi prince Hilmi sudah banyak gerak, kalau masih newborn sih paling anteng aja di tempatnya, ga kemana2, jadi kalau pakai celana aja tanpa pospak masih aman2 saja, sejak melewati masa newborn, rasanya lebih rempong kalau tetap mau tanpa pospak, tapi kalau dipakain pospak juga anggaran pospaknya melebihi dari anggaran lain, kapan bisa nabungnya heheeh

Akhirnya setelah nanya-nanya sana sini, dan juga baca-baca sana sini, mutusin buat beli clodi aja. Beli clodi kalau menurut saya itu, banyak pengeluarannya didepan aja, belakang-belakangnya sih udah enak banget, apalagi kalau pintar ngerawat clodinya, bisa jadi investasi untuk adeknya Hilmi kelak.

Awalnya cuma beli 1 paket (1 insert microfiber dan 1 nappy), makenya selang seling, tergantung kapan clodinya kering, dipakai lagi, begitu seterusnya, tapi punya 1 clodi itu ga berasa hematnya karena pemakaian pospakpun sama banyaknya, apalagi waktu 2 bulan hingga 3 bulan itu, intensitas BAKnya lumayan sering, jadi yaa sering2 banget ganti.

Akhirnya beli lagi, belinya 1 paket (1 insert microfiber+1 nappy) trus beli nappy aja, dan beli insert bamboo sekalian 2, plus nambah lagi beli liner. Sejak itu baru deh berasa banget hematnya pakai clodi ini.

liner ini ngebantu banget deh, kalau prince Hilmi BAK, ga susah nyucinya, linernya ini juga membantu menyerap cairan, jadi insertnya ga kepenuhan karena dibantu sama linernya.

Insert bamboonya juga super banget, Prince Hilmi kadang cuma make 1 insert bamboo lho kalau tidur malam, paling yang ganti cuma linernya aja biar dianya nyaman. Kalau dicucipun lebih cepat kering dibandingin microfiber. Apalagi dengan panasnya matahari Palopo, pagi dicuci, sorenya udah bisa dipakai lagi.

Rencana sih mau nambah lagii, tapi nunggu jualan indonya laku dulu supaya ada duit beli clodi hihihihii. Doain ya moga indonya Hilmi rajin nyuci sampe saatnya Hilmi nanti toilet training.

Friday, August 14, 2015

Prince Hilmi dan ASI

Walaupun melahirkan dengan proses SC, tidak pake IMD, dan Prince Hilmi sempat menegak sufor diawal kelahirannya, bukan berarti saya harus mengabaikan untuk memberi ASI ke Prince Hilmi.

Diawal2 saya sedikit bersikeras untuk menolak sufor diberikan ke Prince Hilmi, lalu bidan2 di ruang perinatology meminta ASIP saya, sebagai solusi, apalagi kondisi kami berdua tidak ada yang bisa meninggalkan ruangan masing2, saya yang belum bisa bergerak pasca SC, dan Prince Hilmi yang masih harus diobservasi diruang perinatology. Memang bayi bisa bertahan 72 jam tanpa minum karena masih punya cadangan makanan yang dibawa sejak masih dalam perut, tapi cara tercepat meredakan tangis bayi ya diberi minum, saya ga bisa egois, apalagi Prince Hilmi belum room in dengan saya kala itu, para bidan dan calon bidan disana pasti ga bakal mau begadang semalaman hanya untuk menimang Prince Hilmi yang nangis terus sepanjang malam, sementara ada beberapa bayi lain yang juga ada diruangan tersebut, terlebih pula ASI saya sama sekali belum keluar kala itu.

Stress? Banget, bermacam2 yang ada dikepala saya waktu itu, ASI yang belum keluar, perkiraan biaya persalinan, apalagi kami memang ga siapin dana untuk SC karena ga kepikiran buat SC, takut BPJS saya tidak mengcover full biaya operasi, terlebih golongan PNS tuan suami bukan golongan yang tinggi, belum lagi sakitnya pasca SC, semua ngumpul jadi satu.

Setelah akhirnya kami bisa room in, saya mulai berusaha memberikan ASI ke Hilmi, memang masih blm keluar, padahal sudah bengkak dan beberapa kali calon bidan yang lagi magang membantu saya pijat, dan mengompres agar ASI saya segera keluar. Belum lagi Prince Hilmi ga henti2nya menangis, bingung banget mesti nyusuin pake gaya bagaimana lagi, kalau berbaring, malah lebih susah, karena saya masih susah banget bergerak. Disusuin sambil duduk pun dia tetap nangis, belakangan baru ketahuan Prince Hilminya kedinginan dengan suhu AC diruangan, selama ini khan bobonya terkurung dalam kaca inkubator yang hangat, begitu masuk ruang berAC, nangislah dia kedinginan.

Alhamdulillah sejak mulai room in itu hingga sekarang Prince Hilmi terus ASI dan ga terpapar sufor lagi. Saya terus berjuang agar ASI saya cukup untuk Prince Hilmi, ga ngoyo mau berlimpah, asal cukup aja, Alhamdulillahnya lagi ASI saya cukup banyak, walaupun sering diragukan kuantitasnya oleh mertua saya :D Setiap Prince Hilmi nangis ketika NgASI selalu disangkanya ASI saya sedikit, sehingga membuat Prince Hilmi nangis, ditambah sepertinya saya kena baby blues syndrom, jadi deh sensi banget dengar ocehan mertua saya tentang ASI saya yang katanya sedikit itu, saya bisa jadi stress banget. Untungnya dibalik ocehan mertua tentang ASI saya yang katanya sedikit itu, beliau tetap menyediakan makanan terbaik untuk saya, mulai sayur katuk, jantung pisang plus kacang hijau, sayur bayam, tumis pare dan lain-lain, sehingga ASI tetap banyak.

Dulu-dulu saya menyangka menyusui itu mudah, tinggal nyodorin ke baby dan biarkan dia menghisap semampu dan semaunya dia, tapi ternyata tidak semudah yang saya bayangkan, ada banyak faktor yang harus diperhatikan agar pasokan ASI tetap cukup. Pelekatan yang sempurna agar si baby bisa kenyang, dan tidak mengalami sore nipple.

Semua ibu yang melahirkan anak pertama tidak ada yang langsung pintar menyusui, berbagai kendala muncul, mulai dari ASI yang masih tersumbat, sore nipple karena pelekatan yang tidak sempurna, bahkan LDR (Let Down Reflex) yang tidak sempurna.

Untungnya sekarang informasi tentang ASI dan bagaimana cara menangani masalah-masalah yang timbul sudah banyak diinternet, jadi saya bisa belajar banyak, terlebih dikota kecil ini, saya belum menemukan konselor laktasi. Tiap hari saya belajar, ketika Prince Hilmi tidur, saya mulai lagi membaca artikel2 tentang ASI, Apa dan Bagaimana masalahnya dan penanganannya, dan lain-lain. Saya juga mulai mendiskusikan dengan suami, minta support full. Sama Prince Hilmipun saya tiap saat bisikin dia untuk membantu saya agar tetap bisa memberikan yang terbaik, saya minta Prince Hilmi bekerja sama dengan saya agar saya bisa tetap memberikan ASI hingga waktunya dia disapih ketika usianya 2 tahun nanti.

Alhamdulillah di usia Prince Hilmi 5 bulan ini, ASI saya masih tetap cukup untuk dia, plus Ramadhan kemarin pun saya sanggup puasa. Ketakutan bahwa ASI akan hilang jika kita berpuasa itu lenyap. Saya serahkan semua sama Allah, memohon dimudahkan agar saya bisa tetap melaksanakan ibadah puasa dan Prince Hilmi tetap puas menyusunya, berharap agar ASI saya ini masih terus cukup, insya Allah. Aamiin.

Pada akhirnya saya baru menyadari omongan teman saya semasa kuliah dulu yang lebih dulu menikah dan memiliki anak, kata dia, menjadi ibu itu naluri, ga usah takut ga bisa ngapa-ngapain, akan muncul naluri dengan sendirinya, jadi ibu itu ga ada sekolahnya, tapi nanti tiap harinya kita akan belajar dengan melihat pola si anak.

Dan akhirnya saya menyadari, menjadi ibu itu rasanya luar biasa bahagianya :) Semoga saya tetap bisa memberikan yang terbaik untuk Prince Hilmi. Aamiin.

Sunday, April 26, 2015

Welcome My Baby Boy

Alhamdulillah, 11 Maret 2015 yang lalu, pukul 13.30 WITA, telah launching si baby boy dari perut indo'nya (sebutan ibu dalam bahasa bugis) BB 2,8 kg Panjang 50cm dan dengan terpaksa harus dengan jalan SC.

Mulai dari awal kehamilan hingga menjelang persalinan semuanya sih normal2 aja, posisi bayi juga tidak sungsang, tekanan darah normal, kenaikan BB janin normal, kenaikan BB si ibu juga stabil, kaki tidak mengalami pembengkakan, intinya normal2 aja. Pun ketika terjadi sedikit insiden dimana saya terpleset dikamar mandi dan menyebabkan si janin agak ke kiri posisinya, saya juga cepat2 minta diurut, dan setelah itu cek ke dokter semuanya kembali aman, bahkan ketubanpun masih cukup.

Usia kehamilan ketika itu 39W2D, udah dari kemarinnya ngerasain kontraksi yang jaraknya dekat, sakitnyaaa ampunn, awalnya per30 menit, lalu per10 menit, hingga subuh sudah per5 menit, hanya saja flek belum keluar, jadi masih menimbang2 apakah sudah waktunya ke puskesmas atau belum.

Paginya udah ga tahan dengan kontraksinya, rencananya mau periksa aja, jadi kesana belum bawa apa2, cuma bawa 1 sarung aja buat jaga2, nyampe puskesmas jam 8 pagi, diadakan pemeriksaan seperti pada umunya. Karena ini adalah pemeriksaan pertama saya di puskesmas tersebut, jadi melewati dulu proses administrasi dan pengisian buku Ibu dan Anak.

Awalnya cek tekanan darah, diatas normal, mungkin karena kesakitan dan sedikit panik jadi agak tinggi tensinya. Berat badan naiknya lumayan, naik 5 kg dari cek terakhir. Lalu ketika cek detak jantung janin, lumayan tinggi juga, saya kemudian diminta untuk tidak stress dan lebih santai, karena akan mempengaruhi kondisi saya dan juga kondisi janin.

Kemudian diminta untuk pakai sarungnya sekalian ngecek apakah sudah terjadi bukaan apa belum, ketika diperiksa, nambah lagi masalahnya, masih pembukaan awal tapi ketuban saya ternyata tinggal dikit, tanpa saya sadari beberapa hari sebelumnya ketuban saya merembes. Langsung dipasangin oxygen agar janinnya tidak kehabisan oxygen karena cairan ketubannya udah sedikit banget.

Ketika sample urin diperiksa, ketahuan lagi kalau saya mengalami keracunan kehamilan positif 1. Duh kok yaaa kayaknya beruntun banget nih masalah. Saya hanya diminta untuk menenangkan diri, paling tidak tensi saya bisa normal dan detak jantung janin juga bisa stabil agar bisa diusahakan normal.

Tiap 30 menit diobservasi semuanya, tetap tidak berubah, padahal saya merasa udah lebih tenang ketimbang ketika baru masuk. Cek pembukaan belum ada perubahan. Hingga jam 11 semua belum berubah plus detak jantung janin juga semakin tinggi, pihak puskesmas langsung mendiskusikan dengan suami untuk segera dirujuk ke RS agar mendapat penangangan dokter kandungan.

Tiba di RS kembali di observasi, tidak berubah, malah semakin tinggi, karena takut babynya kenapa-napa akhirnya disarankan untuk SC. Alhamdulillah babynya lahir dengan selamat walaupun begitu lahir tanpa ditunjukkan ke saya bayi langsung dibersihkan dan dibawa segera ke ruang perinatologi untuk segera diobservasi dan mendapat penanganan segera.

Karena kondisi bayinya belum memungkinkan untuk room in dengan ibunya, jadi babynya dirawat diruang perinatologi hingga 2 hari, sedih? iyaa banget, begitu efek bius hilang saya udah mencari baby saya, belum pernah lihat wajahnya langsung, hanya dari foto yang dilihatkan oleh suami. Besoknya pun juga masih belum dibawa keruang perawatan saya karena menurut DSAnya kondisinya masih belum stabil, duhhh saya sedih banget, mana kondisi saya jelas belum memungkinkan, pagi itu aja mau duduk masih susah.

Sepanjang hari saya coba untuk belajar duduk, dan juga pumping ASI, karena ASI saya belum keluar :( udah galau banget rasanya, hingga malamnya, saya paksain tuan suami untuk mengantarkan saya ke ruang perinatology menggunakan kursi roda, toh saya sudah bisa duduk ini.

Untung suster jaganya ngizinin saya diantar keruang peri, dengan infus dan kateter yang masih terpasang, saya dibawa tuk ketemu my baby boy, tiba diruang peri, eh ternyata kursi rodanya ga bisa masuk :( dengan sedikit berjuang saya mencoba untuk berdiri tegak dan berjalan perlahan memasuki ruang peri, duhhh perihh rasanya.

Tapi semua rasa sakit itu hilang ketika memangku si baby, tatapan matanya priceless banget rasanya, setelah 29 jam usianya baru bisa didekap oleh indo'nya. Sayang banget baby boy sudah terpapar susu formula :( padahal saya udah ngotot jangan diberikan susu formula, saya yakin si baby bisa bertahan kok tanpa susu formula hingga 72 jam setelah kelahirannya. Malam itu saya mencoba menyusui si baby sekalian merangsang keluarnya ASI saya, memang sih belum keluar, tapi kencan saya malam itu saya nikmatin banget.

Esok paginya alhamdulillah kateter saya sudah dilepas, setelah mandi, saya turun lagi keruang peri, kali ini sih tetap pakai kursi roda walaupun campur jalan biar ga nyusahin yang dorong (ruang perawatan saya dilantai 2 dan ruang peri dilantai 1, tanpa lift, kebayang khan gimana mendorong orang segemuk saya naik turun antara lantai 2 ke lantai 1), pagi itu juga jadwal kencannya lebih lama. Nanya ke para bidan diruang peri, mereka janji akan membawa baby untuk room in sore ini, tunggu keputusan dokter dulu apakah saya bisa pulang hari ini atau besok, jika hari ini, si baby ga perlu dibawa keruangan saya, tapi jika masih besok, si baby baru dibawa.

Jam 3 sore, si baby baru dibawa keruangan saya, duhhh senangnya bisa memeluknya sepanjang waktu, belajar nyusuin juga walaupun masih susah juga geraknya. Dan Alhamdulillah besoknya jam 11 kami sudah meninggalkan RS.

Walaupun diawal baby sudah terpapar susu formula :( indo' akan usahakan agar si baby mendapatkan full ASI selama 6 bulan, serta ASI dan MPASI hingga 2 tahun, moga ASI saya lancar agar bisa memberikan yang terbaik untuk si baby. Aamiin.

si Baby Boy kami beri nama Hilmi Al Fayyadh Maulana berharap dia menjadi pemimpin yang bijaksana, sabar, dermawan dan murah hati.

Wednesday, February 25, 2015

Program Hamil Dengan Terapi Hypnofertility

Sejak saya rilis usaha-usaha promil saya beberapa waktu yang lalu banyak yang tertarik dengan salah satu metode promil yang saya jalankan yaitu hypnofertility. Metode ini saya dapatkan hasil dari browsing-browsing dibeberapa forum kehamilan, dan melihat beberapa testimoni keberhasilan beberapa pasangan yang menjalankan metode ini. Akhirnya sayapun mencari tahu, apa sebenarnya metode terapi hypnofertility ini.

Metode ini hampir sama dengan metode hypnotherapy lainnya, yaitu memakai kekuatan pikiran untuk menuntun kita mencapai tujuan tertentu, nah di hypnofertility ini tujuannya adalah agar pertemuan sel sperma dan sel telur membuahkan hasil, dengan cara melatih kekuatan pikiran mengirimkan signal positif melalui sugesti agar pertemuan tersebut membuahkan hasil.

Jika browsing mp3 hypnofertility ini akan banyaaaak sekali, ada yang isinya hanya musik relaksasi, ada juga yang lengkap dengan panduan suaranya, ada yang menggunakan bahasa inggris ada pula yang menggunakan bahasa indonesia, intinya kita dipandu untuk relaks dan menggiring pikiran kita untuk mengirimkan signal ke sel pembuahaan kita agar ketika nanti terjadi pertemuan akan membuahkan hasil.

Sebagaimana terapi menggunakan kekuatan pikiran dan sugesti, perlu diketahui terapi ini bukan merupakan terapi yang instan, jangan berharap hanya mendengarkan sekali dua kali lali berharap berhasil, semua tergantung dengan kondisi pasangan ketika menjalankan terapi ini, apakah memang betul-betul relaks, karena ga semua orang dengan mudah di hypnosis, apalagi jika hanya mengandalkan bantuan mp3 aja, ada beberapa orang membutuhkan terapis untuk menjalankan proses terapi ini.

Saya sendiri menjalankan terapi ini bersama suami selama kurang lebih 1 bulan, kami menjalankan sendiri dengan hanya mendengar mp3 hypnofertility ini ketika kami lagi senggang agar konsentrasi kami lebih terarah. Saya akan cerita sedikit kronologisnya yaaa.. Jadi bulan april tahun lalu ketika saya memeriksakan diri ke dokter karena 2 bulan tidak kunjung haid, saya kemudian dijadwalkan untuk kembali ketika saya haid hari pertama, maka ketika konsul itu saya diberi peluruh haid agar segera bisa dijadwalkan promil, 2 minggu kemudian saya kembali dan dikasih obat kesuburan (untuk saya konsumsi) dan vitamin untuk saya dan suami. Obat kesuburannya itu hanya dikasih 5 butir sesuai dengan hitungan dokter saya dijadwalkan kalau bisa berhubungan suami istri pada tanggal yang telah dijadwalkan, katanya pada tanggal tersebut menjadi puncak masa subur saya sehingga proses pembuahan bisa maksimal.

Tapiiii ternyata pada tanggal yang dijadwalkan saya malah berpisah kota dengan suami karena waktu itu tante saya meninggal dan saya harus berada di Makassar selama beberapa hari, kami hanya dapat hari terakhir dari tanggal yang ditetapkan itupun mungkin karena kondisi saya kurang stabil, bulan berikutnya saya tetap haid, ini berarti promil saya menggunakan obat kesuburan tersebut gagal.

Bulan Mei ketika saya haid itulah dari hasil browsing saya nemu metode ini, saya pelajari dan saya dengar beberapa mp3, lalu saya pun mengajak suami untuk turut mendengarkan agar hasilnya nanti lebih maksimal.

Kamipun mulai mendengarkan terapi ini tiap malam dan selalu sukses tertidur ketika mendengarkan hahahaha tapi besok paginya kami bangun dalam keadaan segar, dan ketika kami berhubungan pun rasanya lebih relaks, komunikasi ketika melakukan hubungan juga penting yaaaa, intinya saling support, saya support suami agar 'tembakan'nya bisa tepat sasaran, dan suamipun mensupport saya agar ketika saya menerima 'tembakan' tersebut saya lebih relaks sehingga penyatuannya berhasil.

Alhamdulillah kami hanya butuh waktu sebulan menjalani terapi ini secara rutin sampai akhirnya awal Juli ketika saya testpack saya mendapatkan kabar bahagia dengan melihat 2 garis yang walaupun waktu itu masih sangat samar, itu artinya usaha kami membuahkan hasil.

Tapi seperti yang sudah saya ungkapkan diatas bahwa lama menjalankan terapi ini tidak akan sama pada semua orang, bisa jadi lebih cepat bisa jadi lebih lama, akan banyak hal yang mempengaruhi, untuk itu saya menyampaikan kepada teman-teman yang menjalankan terapi ini dan merasa belum membuahkan hasil, bersabarlah, dan intropeksi metodenya, seperti seberapa intens terapi ini dijalankan?  Apakah dijalankan berdua bersama pasangan atau hanya satu pihak saja? Apakah komunikasi ketika berhubungan dengan pasangan lancar? Dan terakhir karena ini adalah terapi sugesti, apakah anda dan pasangan percaya sama terapi ini?

Menurut saya poin terakhir ini sangat penting, kita harus percaya dan yakin bahwa terapi ini bisa membuat kita hamil, dengan rasa percaya akan mempercepat proses sugesti ini. Selain itu tetap kekuatan doa itu nomer satu, anak adalah rejeki dariNya, jadi kepadaNya lah tempat kita memohon, terapi-terapi yang kita jalankan merupakan usaha pendamping, jangan jsdi kebalik yaaaa, doanya yang jadi pendamping :)

Rajin-rajin searching info promil, dibeberapa forum kehamilan sering banget kok dibahas beberapa metode yang tokcer, dicoba saja semua, sandingkan beberapa metode kali aja salah satu dari metode promil tersebut adalah pintu rejeki buat kita.

Buat para calon orangtua yang mendambakan buah hati, jangan putus semangat untuk mencoba yaaaa, masa menunggu hadirnya buah hati memang merupakan masa yang menguras emosi dan energi, tetap tanamkan semangat dalam diri, dan jaga emosi agar tetap stabil, semoga penantiannya segera berakhir dengan hadirnya sang buah hati :)

Tuesday, February 24, 2015

Akhir Trimester Ketiga

Alhamdulillah sudah masuk fase dimana si baby siap lahir kapan saja. Saat ini usia kandungan memasuki minggu ke 37, moga dimudahkan segala prosesnya, ibu dan debaynya dalam keadaan sehat. Aamiin.

Sebenarnya memasuki usia kandungan segini belum menyiapkan segala perlengkapan sih, beberapa perlengkapan bayi sih udah siap, nah tinggal perlengkapan ibunya aja nih yang masih belum ada.

Dokumen2 seperti fc KTP, fc kartu BPJS, dan fc KK baru nyiapin tadi, itupun gegera semalam dan subuh tadi saya merasakan kontraksi yang agak lama durasinya dari biasanya, efek makan durian nih semalam, jadi deg-deg apakah ini sudah waktunya? Cerita ke adik, disuruh segera periksa, kali aja sudah ada pembukaan, tapi saya masih nunggu dulu, kalau rasa nyerinya kembali datang, saya akan segera berangkat. Dan alhamdulillah hingga saat ini, kontraksinya udah ga muncul lagi.

Selain belum siap, saya sebenarnya merasa ini masih terlalu dini jika memang harus melahirkan sekarang, walaupun jika menurut beberapa artikel usia kandungan segini si debay sudah siap lahir, keponakan saya pun lahir dengan usia kandungan 37 minggu, alhamdulillah lahirnya sehat dan beratnya lrbih dari 3 kg.

Nahh si baby dalam perut saya ketika saya kontrol minggu lalu beratnya masih 2,5kg, nah jika pertambahannya mencapai 250gr perminggu, berarti masih sekitar 2,7an, masih kecil kali ya? Walaupun kata orang2 diatas 2,5kg itu udah normal, ntar kena angin dan ASI yang cukup juga pasti bakal besar hehehehe tapi intinya sih saya mungkin blm siap mental hahaha

Alhamdulillah sejak uk.31 minggu, posisi debaynya sudah stabil dan ga sungsang lagi, padahal ketika uk. 27 minggu masih sungsang posisinya, sama dokter saya disarankan banyak2 sujud dengan posisi kepala dan dada menempel dilantai/kasur. Ada juga yang menyarankan banyakin ngepel jongkok, dicoba aja semua saran yang dikasih sama orangtua, insyaAllah semua sarannya baik kok.

Jalan pagi juga bagus agar miss V lebih elastis dan melatih pernafasan kita, ganti jalan pagi dengan jalan2 di mall juga bisa hihihi asal bisa kontrol diri yaa, kalau capek yaa istirahat, jangan memaksakan diri.

Nah usia kehamilan 35 minggu katanya si baby sudah masuk panggul untuk menuju jalan lahir, jika debaynya belum masuk panggul, ga usah khawatir, banyak latihan-latihan yang bisa dijalani kok, seperti yoga, naik turun tangga, goyang ngebor (posisi bungkuk dengan tangan bertumpu didepan, lalu pinggul digoyang kiri dan kanan dengan perlahan) bisa dengan duduk bersila, dan pinggul goyang kiri kanan, semua latihan2 ini agar proses lahirannya lancar.

Minggu2 akhir ini sama adik saya, saya sudah disarankan sering-sering melakukan induksi alami seperti stimulasi puting, berhubungan suami istri, dan melakukan beberapa pijatan ringan, karena kalau sampai mesti diinduksi pakai obat ketika saatnya nanti katanya sakitbya luar biasa, nah biar ntar lahirannya lancar, ga ada salahnya mulai dengan metode induksi alami ini.

Moga saya selalu diberi kesehatan menjalani akhir proses kehamilan saya yang pertama ini, dan buah hati kami bisa lahir dengan lancar, sehat, dan sempurna. Aamiin.

Doain yaaaa